Kamis, 17 Desember 2009

KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP (MATERI IPA-BIOLOGI KELAS VII)

Disampaikan pada PPL-FKIP-UMM di SMP Negeri 13 Malang

Makhluk hidup di muka bumi ini, beragam bentuk, ukuran, kelengkapan organ tubuh, kebiasaan hidup, habitat (tempat hidup), dan tingkah kalunya. Makhluk hidup dikelompokkan berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri-ciri atau sifat yang dimilikinya. Makhluk hidup yang memiliki sifat atau ciri yang sama dikelompokkan ke dalam satu golongan tertentu.
Taksonomi merupakan cabang ilmu hayat (Biologi) yang mempelajari tentang penggolongan makhluk hidup. Orang yang pertama meletakkan dasar-dasar sistematika adalah Carolus Linnaeus (tahun 1707-1778). Sehingga, dikenal dengan nama Bapak Taksonomi (Sistematika). Beliau menyatakan bahwak , organisme (makhluk hidup) yang memiliki persamaan paling banyak digolongkan dalam spesies yang sama (takson). Spesies (jenis) merupakan unit dasar dalam klasifikasi Linnaeus. Organisme yang berada dalam satu spesies dapat melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan yang fertile (dapat mengahasilkan keturunan juga) untuk mempertahankan keturunannya.

Tahapan-tahapan dalam Pengklasifikasi Makhluk Hidup
Adapun tahapan-tahapan dalam pengelompokan makhluk hidup, seperti di bawah ini.
1.Pencandraan (identifikasi) sifat-sifat atau ciri-ciri makhluk hidup, misalnya
perbedaan ciri dalam hal tingkah laku,kromosom, morfologi, anaomi, dan fifiologi.
2.Pengelompokan berdasarkan cirri yang diamati.
3.Pemberian nama dengan Binomial Nomenclatur (sistem tata nama ganda).

3 Macam Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup
Ada tiga jenis sistem klasifikasi makhluk hidup, yaitu :
1.Sistem alami, adalah suatu cara pengelompokan organisme berdasarkan banyaknya
persamaan ciri morfologi yang dimiliki (Dianut oleh : Aristoteles, 384-322 SM; dan
Theophrastus, 370-285 SM);
2.Sistem buatan (artificial), adalah suatu pengelomppkan yang didasarkan atas adanya
satu/sedikit persamaan cirri morfologi alat reproduksi, lingkungan tempat tumbuh,
dan daerah penyebarannya tanpa memperhatikan kesamaan struktur yang mungkin
memperlihatkan hubungan kekerabatan (Dianut oleh : John Ray, 1625-1705).
3.Sistem filogenik, adalah pengelompokan yang didasarkan pada jauh dekatnya hubungan
kekerabatan antar takson (kelompok) yang terbentuk dari pengklasifikasian yang satu
dengan yang lainnya serta sekaligus mencerminkan perkembangan makhluk hidup.Pada
dasarnya sistem klasifikasi ini, disusun berdasarkan persamaan fenotipe (sifat/ciri
yang tertutupi), fungsi tubuh (faali), tingkah laku yang diamati dan pewarisan
keturunan yang mengacu pada hubungan evolusioner dari nenek moyang hingga saat ini
(Riandari,2003).

Urutan Tingkatan (takson) dalam Klasifikasi
HEWAN / TUMBUHAN
Kingdom/Plantae
Fillum/Devisio
Class/Class
Subclass/Subclass
Ordo/Ordo
Familia/Familia
Genus/Familia
Spesies/Spesies


Aturan Penggunaan Sistem Penamaan
Aturan penggunaan sistem penamaan yang dikenal sebagai sistem binomial nomenclature (sistem tata nama ganda) yang sah dan benar berdasarkan kode internasional, memiliki aturan sebagai berikut :
1.Nama organisme ditulis dalam bahasa latin;
2.Setiap nama ditulis dengan dua suku kata;
3.Kata pertama menunjukkan genus, sedangkan suku kata kedua menunjukkan spesies;
4.Suku kata pertama diawali dengan huruf besar, dan suku kata kedua huruf kecil,
kemudia digaris bawah atau ditulis miring;
5.Apanila ada varietas, ditulis pada suku kata ketiga (nama penemu); dan
Contoh sistem penamaan, yaitu Oryza sativa
(padi), dan Solanum lycopersicum L.

Adapun kelemahan dari sistem ini, adalah identifikasi sukar dilakukan, pengelompokan organisme yang “asing” sulit dilakukan, dan kedudukan dalam klasifikasi tidak stabil (Riandari,2003). Makhluk hidup diberi nama sesuia dengan bahasa Negara atau daerah masing-masing, contohnya nama buah anggur di Inggris disebut grape, nama seperti ini berdasarkan pada nama umum atau nama daerhan yang hanya dimengerti oleh orang yang hidup di daerah tertentu, sedangkan orang daerah lain mungkin tidak mengenalnya. Nama daerah tidak digunakan dalam buku-buku atau laporan ilmiah.
Untuk keperluan ilmu pengetahuan, makhluk hidup perlu diberi nama ilmiah. Pemberian nama pada makhluk hidup diatur dalam Kode Internasional Tata Nama, yaitu Binomial Nomenclatur (tata nama ganda). Menurut cara ini, nama jenis makhluk hidup terdiri dari dua kata dalam bahasa Latin. Untuk memudahkan pengelompokan makhluk hidup, diperlukan alat bantu yang berupa kunci determinasi sederhana (Riandari,2003)..

Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup
Adapun tujuan dari klasifikasi makhluk hidup adalah untuk mempermudah mengamati, membandingkan, mengenali, dan mempelajari makhluk hidup yang sangat banyak (beragam), untuk kemudian dapat digunakan dan dilestarikan (Riandari,2003).

Pengklasifikasian Makhluk Hidup
1.Pengklasifikasian Secara Sederhana
Secara sederhana makhluk hidup dapat dikelompokkan berdasarkan habitat, jenis
makanan, dan manfaat atau kegunaannya, Di bawah ini contoh pengelompokan hewan dan
juga tumbuhan.
Contoh pengelompokan tumbuhan berdasarkan habitatnya, yaitu :
1.Kelompok xerofit, adalah tumbuhan yang
hidup di lingkungan yang kering;
2.Kelompok hidrofil, adalah tumbuhan yang
hidup di lingkungan air; dan
3.Kelompok higrofil, adalah tumbuhan yang
hidup di lingkungan yang lembap.

Contoh pengelompokan hewan berdasarkan jenis makanannya, antara lain :
a.Kelompok herbivora, yaitu hewan pemakan
rumput
b.Kelompok karnivora, yaitu hewan pemakan
daging; dan
c.Kelompok omnivora, yaitu hewan pemakan
tumbuhan dan daging.

Berdasarkan kegunaannya (manfaatnya), tumbuhan juga dapat dikelompokkan pada tumbuhan sandang, pangan, dan obat-obatan. (Kusmayadi, 2004).


2.Pengklasifikasian Menurut Carolus Linnaeus

Carolus Linnaeus menyusun klasifikasi makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan struktur tubuh (bentuk dan susunan tubuh) organisme. Menurut Carolus Linnaeus, makhluk hidup dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu dunia tumbuhan dan dunia hewan (Kusmayadi, 2004).


3.Pengklasifikasian Menurut Robert H. Whittaker

Pada tahun 1969, Robert H. Whittaker menyusun klasifikasi berdasarkan tingkatan organisme susunan sel, dan cara pemenuhan makanannya. Beliau mengelompokkan makhluk hidup dalam lima kingdom, yaitu :

a.Kingdom Monera
Ciri umum kerajaan ini, adalah tidak memiliki membran inti (prokariota), tetapi memiliki bahan inti, biasanya bersel satu dengan bagian-bagian inti yang tersebar di dalam protoplasma. Contohnya yaitu Bakteri dan Ganggang Hijau-Biru (Cyanophyta);

b.Kingdom Protista

Ciri umum kerajaan ini, adalah memiliki membran inti (eukariota), dan umumnya bersel satu. Contohnya, yaitu Protozoa (tidak memiliki klorofil), Ganggang (memiliki klorofil), dan Protista Jamur;

c.Kingdom Fungi
Ciri umum kerajaan ini, adalah memiliki membran ini (eukariota), berdinding sel, dinding terdiri dari zat kitin, dinding sel tidak berklorofil, dapat menguraikan zat organik untuk makanannya, tubuhnya ada yang bersel satu dan ada yang bersel banyak. Semua jenis jamur termasuk Kingdom Fungi;

d.Kingdom Plantae
Ciri dari kerajaan ini, adalah bersel banyak (multisellular), memiliki membrane sel (eukariota), dinding sel tersusun dari selulosa, berklorofil, umumnya memiliki akar, batang, dan daun kecuali lumut yang memiliki akar semu (Rhizoid). Organisme yang tergolong plantae ini, yaitu lumut (Bryophyta), tumbuhan paku (Pteridophyta), dan tumbuhan biji (Spermatophyta) yang dibagi lagi menjadi tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) yang dibagi menjadi monokotil-dikotil, dan tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae).

e.Kingdom Animalia

Ciri umum kerjaan ini, adalah bersel banyak (multiselluler), memiliki membrane inti (eukariota), tidak memiliki dinding sel, tidak berklorofil, heterotrof (tidak dapat membuat makanan sendiri), dan mampu berpindah tempat secara aktif, dan memiliki sistem syaraf. Berdasarkan ada tidaknya tulang belakang, maka kelompok kejaan ini dibagi menjadi Vertebrata (hewan bertulang belakang) dibagi lagi menjadi kelompok Pisces, Amphibia, Reptilia, Aves, Mammalia, dan Avertebrata (hewan tidak bertulang belakang) dibagi lagi menjadi Kelompok Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, arthropoda, Mollusca, dan Echinodermata.

3. UPAYA PELESTARIAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP

Kerusakan lingkungan hidup terjadi secara alami dan buatan. Beberapa tindakan manusia yang dapat menimbulkan terjadinya pengrusakan keanekaragaman makhluk hidup dan sumber keanekaragaman hayati dianataranya; perusakan hutan, penggunaan pestisida, dan perburuan liar.

Adapun tindakan yang dapat dilakukan untuk melestarikan keanekaragaman makhluk hidup seperti memelihara kelestarian hutan dengan cara reboisasi, melakukan tebang pilih, dan menghindari kebakaran hutan; menetapkan daerah perlindungan alam, seperti taman hutan raya dan hutan wisata, cagar alam, taman nasional; merehabilitasi satwa langka yang dipelihara perorangan; penangkaran satwa dan tumbuhan yang hampir punah.

0 komentar: