Sabtu, 12 Desember 2009

DELIMA SEORANG GURU

Oleh : * Muhammad Jakfar Sadiq
E-mali : j4kf4r_k4ng34n@yahoo.co.id


Guru dikenal dengan pahlawan tanpa tanda jasa, benarkah? Berbicara jasa seorang guru, sangat besar sekali, Presiden, Menteri, Gubernur, Bupati, Pengusaha semua adalah hasil olahan seorang guru. Tapi, belajar tidak harus dari guru dan begitu juga mengajarkan tidak harus menjadi guru dulu, karena beragam variasi hidup akan menjadi pelengkap bumbu kehidupan yang dijalanin kita setiap hari.

Seiring perkembangan zaman. Guru akhirnya disamakan jabatannya dengan profesi lain yang professional, sehingga title profesinal diberikan melalui jembatan sertifikasi yang tak sedikit didapatkan dengan cara yang tidak baik, namun bagi guru sebagai pendidik, bukan pengajar, tauladan haruslah memberikan contoh yang baik, untuk dapat dijadikan panutan oleh anak didiknya, sehingga tidak meninggalkan kesesatan yang dapat menjerumuskannya dalam jurang kegelapan/

Guru begitu mulia tugasmu, namun banyak siswa-siswa yang tersesat dan bahkan bingung harus melangkahkan kakinya kemana? Masalah ini, jangan semata-mata, karena kesalahan peserta didik, namun intropeksi bersama, baik guru maupun siswa itu sendiri. Evaluasi sebagai alat untuk menemukan solusi bersama demi kebaikan tindak lanjutnya.

Fenome UAN yang menjadi misteri dan pengalaman pahit bagi mayoritas anak didik bangsa ini, perlu diberikan in-put, sehingga tidak lagi mengubur potensi anak negeri ini, untuk dapat berkembang, maju, dan siap menggantikan para petinggi bangsa yang merasa aman, nyaman, dan tidak pernah rela untuk jabatannya digantikan oleh putra-putrinya.

Guru bukanlah sebuah profesi tidak jelas, yang dijadikan sebagai media untuk menghidupi keluarga, namun lebih jauh dan luas jika harus guru diberikan makna. Sekali lagi, guru adalah pejuang sejati yang harus menetapkan visi misi, untuk memproduksi anak bangsa yang berakhlaq mulia, berprinsip, dan teruji secara mental.

Penulis sangat terkesan sekali dengan salah satu guru SD-nya, yang begitu baik, sopan, dan rela meluangkan waktunya untuk sering duduk bersama mendiskusikan tentang keluarganya. Hal semacam ini, jarang guru lakukan karena tidak jarang guru memandang jabatannya sebagai suatu profesi tinggi, layaknya bumi dan langit jika harus diperbandingkan.

Apa yang diberikan oleh guru akan difilter siswa, sehingga getah karet itu akan melekat dalam pikirannya, yang nantinya akan menjadi sebagaian pembentuk pribadi mereka. Generasi saat sekarang ini, harus diwaspadai dimana siswa begitu bandel, namun dibalik cahaya kecerdasan mereka mampu mengalahkan sinar mentari, namun tak berguna sama sekali jikia tidak diberikan cover akhlaq yang akan membimbing jalan hidup mereka sampai pada detik kehidupan terakhirnya.

Tips bagi guru; hormati mereka, jangan runtuhkan mentalnya, libatkan saat mengambil keputusan, dengarkan apa yang mereka bicarakan, adil dan perbanyak komunikasi, buat suasanan enjoy dan santai, control power, kata-kata, dan kejelasan saat menerangkan, serta jangan pernah menyerah. Guru yang baik, mampu menjadi pendidik, pembimbing, dan taulan bagi siswanya.


*Penulis : Mahasiswa Jur. Pend. Biologi – FKIP - UMM

0 komentar: