Kamis, 28 Januari 2010

SOSIALISASI PERSIAPAN PENILAIAN SEKOLAH ADIWIYATA (SA) DI SDN 4 PANJER DENPASAR-BALI

Sosialisasi persiapan penilaian di SDN 4 Panjer (Kamis, 21 Januari 2010) ini, dihadiri oleh BLH, PPLH Denpasar, Kepala Desa Panjer, Komite Sekolah, dan Dewan Guru SDN 4 Panjer yang juga dihadiri oleh Kepala Sekolah-nya yang sudah pension tahun ini. Kegiatan ini berlangsung dari jam 09.30-12.30 (WITA)
Lingkungan hidup adalah masalah yang sangat mendasar. Kita boleh sukses dalam segala aspek di kehidupan ini. Namun, aspek ekonomi dan industri yang ada akan bertolak ukur dengan lingkungan, sehingga menghasilkan kontradiksi yang mengakibatkan kehancuran, bila lambat dalam melakukan terapi dan pengobatan lingkungan yang sedang sakit. Eksistensi alam semesta akan terwujud, bila tercipta keseimbangan yin-yang, yang meliputi alam, manusia, hewan, kehidupan (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, agama, dan pertahanan keamanan). Penyebab utama dari permasalahan ini, adalah manusia sebagai OS (obyek-subyek) yang membuthkan dan memanfaatkan sains dan teknologi untuk memenuhi kebutuhan dan kerakusak egonya, Jelas Wakil BPL yang dating pada acara tersebut. Rendahnya kesadaraan, sementara keinginan yang berbuah kerakusan menyebabkan terjadinya komplikasi penyakit alam semesta, jelas Bapak BLH yang mengahadiri acara tersebut.
Dalam sambutannya, Perwakilan BLH Denpasar Bali, menjelaskan latar terbentuknya Sekolah Adiwiyata (SA). Beliau mengatakan bahwa, SA merupakan suatu program kolaborasi antara 4 kementrian Ngera Republik Indonesia (Menteri Pendidikan, Menteri Agama, Menteri Lingkungan Hidup. Dan Menteri Luar Negeri). Keempat kementrian tersebut, memiliki peran yang berbeda-beda, yaitu : Menteri dalam negeri sebagai pemegang kebijakan Negara RI, Mentri Agama bagaiaman mewujudkan pola sikap anak didik sesuai dengan implementasi nilai-nilai agama itu sendiri, Menteri Pendidikan berperan sebagai transfer ilmu pengetahuan bagi siswa sebagai obyek penerima yang bukan tong kosong, sehingga mereka bingung hal mana dari rentetan pengetahuan pemberian gurunya yang harus diterapkannya. Sehingga, pendidikan harus diatur lebih baik lagi agar tercipta peserta didik yang mau dan mampu mengimplementasikan teori dan konsep dari setiap materi dari Bidang Mata Pelajaran yang ada terintegrasi dari lingkungan hidup di sekitarnya.
Pemerintah melakukan pemotongan sebagai alternatif usaha untuk meminimalisir dampak yang mungkin terjadi, bila hal di atas terus berkembang dan membumingkan alam semesta, sehingga hokum alam tak lagi berjalan sebagaimana mestinya. Upaya tersebut adalah dengan mewujudkan Sekolah Adiwiyata, yaitu sekolah yang merangkul lingkungan untuk mencoba untuk menemukan ilmu pengetahuan (teori & konsep) dari lingkungan hidup yang mengelilingi perjalanan kita. Tak jarang lingkungan membuat manusia sebagai pengrusaknya lalu-lalang karena alam tak lagi bersahabat baik dengan manusia.
Pak BLP juga menerangkan, bahwa program SA diluncurkan tahun 2006. Namun, Bali baru tahun 2007 mengirimkan 8 sekolah (SD 4 Panjer, SMAN MAN Denpasar, SMPN 4 Denpasar, SMAN 5 Denpasar, SMAN 6 Denpasar, dan SMPN 1 Denpasar) untuk berpartisipasi dalam program ini. SA bertujuan untuk mewujudkan anak-anak yang mampu memahami dan mengimplementasikan apa yang ditransformasi oleh pendidik. Sehingga, mereka memahami dan melaksanakan kegiatan perawatan lingkungan dengan baik yang menyebabkan manusia kembali bias menjadi manusia sosial yang tak melihat sesuatu hanya dari aspek keuntungan dan uang saja. Ditegaskan oleh Pak BPL, bahwa SA harus bertahan empat tahu, baru kemudia akan maju menjadi SAM (Sekolah Adiwiyata Mandiri) yang tak lagi diikutkan pada program lomba. Namun, lebih ditujukan kepada transfer pengaruh dan penjangkitan sekolah lain, agar mau menjadi SAM.
Program SA terbagi atas empat pokok evaluasi, yaitu (1) pengembangan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan (ada 8); (2) pengembangan kurikulum berbasis lingkungan (ada 4); (3) pengembangan kegiatan berbasis partisipasif (ada 4); dan (4) pengembangan pengelolaan sarana-prasarana pendukung sekolah (ada 6) yang pembagian dari keempat norma dasar yang ada, dijadikan sebagai indikator penilaian dari SA itu sendiri, sehingga dapat menjadi SAM, demikian Catur menutup materi dalam acara ini. Acara diakhiri dengan makan bersama.

(j4kf4r_Tim Pemagangan Bio.UMM’10 di PPLH-Bali)

PERSIAPKAN PENILAIAN SEKOLAH ADIWIYATA (SA) LEBIH DINI

Sekolah Menengah Atas (SMA) 6 Denpasar masuk sebagai calon Sekolah Adiwiyata sejak tahun 2009 kemarin. Untuk bisa menjadi sekolah Adiwiyata yang mendapatkan restu Menteri Lingkungan Hidup, maka beberapa rentetan persiapan harus dilakukan. Salah satu kegiatan yang baru saja dilaksanakan, 19 Januari Ruang 3 IPA XI SMA 6 Denpasar yang menghadirkan BPL, PPLH Sanur-Denpasar, dan Kepala Desa Sanur sebagai pemateri dan dihadiri oleh Komite Sekolah dan segenap Dewan Guru.
Empar Norma Dasar SA, yang berupa visi-misi sekolah, kebijakan kurikulum sekolah, partisipasi komponen masyarakat, dan kebijakan tentang sarana-prasarana sekolah yang semuanya itu, harus dapat berpartisipan dan Sekolah Adiwiyata ini berkelanjutan, artinya tidak dapat diwujudkan dengan bim-salabib (aba-kadabra). Namun, dibutuhkan komitmen, kerja keras, dan koneksi yang baik antar keempat norma dasar yang merupakan syarat untuk dapat mewujudkan impian Sekolah Adiwiyata tersebut demikian tegas Bu Catur Direktur PPLH Sanur-Denpasar-Bali pada saat mengisi acara ini.
Catur melanjutkan isi materinya, bahwa sekolah sendiri sebagai lembaga pemegang kendali atas pelaksanaan SA ini, harus membentuk kepanitiaan, meliputi panitia persiapan profil sekolah, persiapan kurikulum, persiapan Sumber Daya Manusia (SDA) sekolah, dan persiapan sarana-prasarana, namun semua itu tidak pernah terlepas dari koneksi yang akan membangun pondasi kerja sama yang kokoh. Sehingga, warga yang dipegang penuh oleh Kepala Sekolah juga dilibatkan untuk bersama mewujudkan mimpi indah ini.
Kehadiran PPLH pada kegiatan ini adalah sebagai fasilitator atau jembatan penghubung ide dan implementasi SA. SA bukan hanya sekedar perlombaan, yang memperhatikan luasnya lahan dan kesuburan vegetasi (tumbuhan) yang ditanam. Tetapi, lebih ke sikap dan perilaku pelajar (peserta didik/siswa) sebagai obyek yang menimbah ilmu di SA ini, mampu mengaplikasikan impian SA dalam dunia nyata. Sehingga, kerusakan yang terjadi pada lingkungan tempat kita menghirup udara, bercocok tanam, minum air, dan aktivitas keseharian lainnya bisa tetap eksis kalaupun terjadi kendala. Bagaimana kendala yang ada, dapat diminimalisir yang pada tahapnya nanti bisa terhapuskan (hilang) berubah menjadi pelita hidup yang memberikan aura baru bagi kehidupan Nusantara khususnya Sanur dan Indonesia pada umumnya.
Kepala Desa-Sanur-Denpasar yang juga hadir dalam acara ini. Menceritakan bagaimana saat beliau berkunjung ke luar negeri dan mencoba melihat fenomena yang ditemukan di Sanur khususnya, yaitu tentang bagaimana ketika beliau diajak oleh seorang asing untuk mampir ke rumahnya. Ternyata sesampainya di rumah si orang Asing tersebut. Beliau tidak disuguhkan secangkir teh, kopi, sirup (drink). Tapi, malah ditunjukkan bagian dan segala fasilitas yang ada di rumah si Asing lengkap dengan cara penggunaannya, bila itu berupa alat elektronik atau lainnya. Hal yang mengerutkan wajah beliau adalah ketika ditunjukkan kepadanya tempat sampah (kering, basah, dan pecahan). Disinilah letak perbedaan pola penyambutan seorang tuan rumah di Negara kita dengan Luar Negeri, ketika ada yang bertamu. Kepala Desa Sanur, mengakhiri pembicaraannya Pak Kades, mengatakan akan menyumbangkan sepuluh tempat sampah ke SMA 6 Denpasar sebagai salah satu sarana-prasarana motivasi bagi SA ini.
Pak Moditha, selaku guru Mata Pelajaran Biologi di SMA 6 dan sekaligus yang mewakili kepala sekolah saat memberikan tanggapan positif tentang apa yang disampaikan oleh Kepala Desa Sanur. Selain itu juga, perwakilan Komite Sekolah dan beberapa Dewan Guru yang hadir juga memberikan tanggapannya. Acara diakhiri dengan makan bareng bersama segenap undangan dan pemateri yang menghadiri acara ini.
(j4kf4r, dkk_Pemangangan UMM’10)

Senin, 25 Januari 2010

JANGAN TINGKALKAN AKU

Masih hangat dalam ingatan-Ku, ketika penolakan itu terjadi. Tapi, Aku yakin suatu saat akan bisa bersama bila begitu yang tertuliskan di Lauhil mahfud. Pekan terakhir harapan itu Aku simpan, tanpa Ku sadari, ternyata kebersamaan dalam Tim itu menumbuhkan benih yang tumbuh dari sanubari yang paling dalam (insya Allah), karena yang tahu kepastiannya adalah Engkau Sang Pemilik Hati semua insan di bumi.

Aku tak percaya malam itu datang, serasa jantungku tersasa lepas ketika ku dengan bisikan seorang anak manusia yang mencoba jujur mentuturkan isi hatinya kepada Ku. Aku juga tak bisa membohongi rasa yang selama ini Ku simpan dan Ku jaga.

Pekan pertama Ku menjalani kelanjutan dari lu\ove histori. Aku merasakan terjadinya gejolak jiwa dan logis-Ku. Pikiran dan perasaan Ku selalu membawa-Ku dalam perdebatan seputar cinta yang baru saja Ku dapatkan. Aku tak tahu bagimana? seolah Aku tak mampu mengendalikan keduanya, karena banyaknya bisikan yang saling berjawab.

Bulan pertama,aku merasakan adanya sebuah toleransi diri yang terjadi dalam diri-Ku....
mau tahu bagaimana kelanjutan kisahnya? Ikuti terus kisah perjalanan hidup seorang hamba Allah yang senantiasa memohon pertolongan dan menengadahkan tangannya hanya pada Sang Pemiliki Alam Semesta ini.

Minggu, 24 Januari 2010

CINTA BERMIMPI

Sahabat, tak terasa umur kita semakin bertambah dan itu artinya kita semakin dekat dengan umur kita yang sebenarnya. Sahabat FB, pasti pernah nonton yang namanya Film dg Mira Lesmana sebagai produsernya (SANG PEMIMPI). Berbicara masalah film, maka kita juga secara tidak langsung akan berbicara bagaimana penonton berasumsi tentang film itu (sebuah variasi presepsi).

Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak. Proses kognisi dimulai dari persepsi (http://id.wikipedia.org). Kalau penulis bisa memberikan pendapatnya, persepsi adalah suatu penilaian mendasar yang biasa diberikan seseorang ketika melihat, membaca, merasakan sesuatu yang sedang dia lakukan, salah satunya nonton film.

Sang Pemimpi menceritakan bagaimana usaha dan tekad seorang anak yang mempunyai mimpi untuk bisa ke Luar Negeri, tapi karena keadaan ekonomi orang tua yang tidak mecukupi. Maka mimpi yang besar itulah, yang memotivasi andrenalin setiap manusia yang normal. Begitu banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari menonton film ini.

Film tersebut, diangkat dari sebuah novel karangan Andre Hirata, begitu besar peran Mira & Andrea dalam film ini. Sehingga, filmnya dapat dinikmati oleh masyarakat di seluruh penjuru tanah air (kita harus memutar filmnya di pedesaan juga). Belajar dari pengalaman KKN-T Kelompok 35 di Madiun kemarin, gimana kita memutarkan film Denias dan Laskar Pelangi untuk masyarakat Desa Gemarang, antusia mereka begitu besar sekali, karena yang hadir saat itu mulai dari anak-anak Playgroup, SD, segenap guru-guru dan orang tua siswa.

Film ini, memberikan suatu kesan mendalam dalam diri saya pribadi, karena saya pun juga punyak mimpi. Sahabat, berbicara masalah mimpi, kita jangan pernah berharap dan berpikir bahwa semua orang akan mendukung untuk terwujudnya mimpi itu. Tapi sahabat, yakinlah dengan apa yang terdtik di hati Anda. Allah itu mengabulkan apa yang terdetik di hati kita, buka yang kita pikirkan lho....untuk itu, aku pun akan selalu bermimpi dan mempersiapkan strategi dan koneksi yang sekiranya bisa membantu segala hal yang dibutuhkan, untuk teman-teman HAMKA dan IMAKA Kangean. Mari kita wujudkan mimpi untuk menjadikan Kangean sebagai Kepulauan Adiwiyata yang akan menjadi pelopori bagi pulau lain yang ada di Indonesia, amien...Bagi pembaca yang budiman, kalau boleh meminta kritik dan sarannya, silahkan jakfar selalu akan menerima demi kebaikan tulisan berikutnya. (Tetap Menulis n Berkarya ya....)